JAKARTA - Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI kembali hadir pada 2025 sebagai solusi pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Program ini dirancang untuk mempermudah akses modal, sekaligus memberikan fleksibilitas pembayaran agar pengelolaan arus kas usaha lebih terukur. Dengan bunga rendah, KUR BRI membantu memperkuat usaha sekaligus mendorong pengembangan ekonomi masyarakat.
Program KUR dan Tujuan Mendukung UMKM
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menjadi salah satu bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyalurkan KUR. Program ini memiliki beberapa jenis produk, mulai dari KUR Supermikro, KUR Mikro, hingga KUR Kecil, yang menyesuaikan dengan kebutuhan modal masing-masing pelaku usaha.
KUR dirancang untuk memberikan kemudahan finansial, dengan tenor fleksibel hingga lima tahun untuk KUR Kecil. Dengan skema angsuran ringan, pelaku usaha dapat merancang keuangan secara stabil, tanpa tekanan likuiditas berlebih. Selain itu, program ini berfokus pada penguatan usaha mikro, pengembangan, serta meningkatkan pembiayaan sektor UMKM agar lebih produktif.
Suku Bunga dan Plafon Sesuai Jenis KUR
Suku bunga KUR BRI 2025 bervariasi sesuai jenis dan segmen usaha. KUR Supermikro menawarkan bunga efektif 3 persen per bulan dengan plafon hingga Rp 10 juta. Sementara KUR Mikro memiliki bunga 6-9 persen per bulan untuk plafon Rp 10 juta hingga Rp 100 juta.
Untuk KUR Kecil, bunga yang berlaku juga 6-9 persen per bulan, dengan plafon Rp 100 juta hingga Rp 500 juta. Khusus KUR Mikro sektor produksi 4P—pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan—plafon maksimal empat kali dengan total plafon Rp 400 juta. Sedangkan KUR Mikro selain sektor 4P dapat diajukan maksimal dua kali dengan plafon total Rp 200 juta.
Pilihan Pinjaman dan Tabel Angsuran Ringan
KUR BRI 2025 menawarkan berbagai plafon mulai dari Rp 20 juta hingga Rp 55 juta, masing-masing dengan opsi tenor 12 hingga 60 bulan. Misalnya, pinjaman Rp 20 juta memiliki angsuran per bulan sebagai berikut:
12 bulan: Rp 1.766.667
18 bulan: Rp 1.211.111
24 bulan: Rp 933.333
36 bulan: Rp 655.556
48 bulan: Rp 516.667
60 bulan: Rp 433.333
Sementara untuk plafon Rp 25 juta, cicilan per bulan berkisar dari Rp 2.208.333 (12 bulan) hingga Rp 541.667 (60 bulan). Pinjaman Rp 30 juta memiliki angsuran mulai Rp 2.650.000 hingga Rp 650.000 per bulan tergantung tenor, sedangkan plafon Rp 35 juta dengan tenor 60 bulan memiliki cicilan Rp 758.333 per bulan.
Plafon lebih tinggi, seperti Rp 40 juta hingga Rp 55 juta, juga menawarkan cicilan yang dapat disesuaikan dengan kemampuan debitur, mulai Rp 3.533.333 hingga Rp 1.191.667 per bulan. Fleksibilitas ini memungkinkan pelaku usaha merencanakan pembayaran tanpa membebani arus kas usaha, sehingga modal dapat digunakan lebih efisien untuk mengembangkan bisnis.
KUR sebagai Pendorong Pertumbuhan Usaha
Dengan bunga rendah dan tenor fleksibel, KUR BRI 2025 bertujuan menjadi solusi praktis bagi pengembangan UMKM. Program ini memberikan ruang gerak keuangan yang lebih luas, sehingga pelaku usaha dapat menyesuaikan pembayaran dengan kondisi usaha mereka.
Selain itu, KUR memfasilitasi penguatan usaha melalui berbagai jenis pinjaman yang menyesuaikan kebutuhan modal. Mulai dari sektor mikro dengan plafon kecil hingga sektor usaha yang lebih besar dengan plafon tinggi, semua diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. KUR juga menekankan pembiayaan bagi sektor produktif, seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan, untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan tersedianya berbagai pilihan plafon dan cicilan, KUR BRI membantu para pelaku usaha merancang strategi keuangan yang efektif. Program ini bukan sekadar memberikan modal, tetapi juga mendukung stabilitas arus kas dan pengelolaan risiko finansial, sehingga usaha dapat berkembang lebih terukur dan berkelanjutan.
KUR BRI 2025 menjadi bukti komitmen pemerintah dan BRI untuk memperkuat sektor UMKM melalui akses pembiayaan yang mudah, transparan, dan terjangkau. Dengan demikian, program ini diharapkan mampu memperluas peluang usaha, meningkatkan produktivitas, serta mendukung pertumbuhan ekonomi secara inklusif di seluruh Indonesia.