pengertian manajemen risiko

Pengertian Manajemen Risiko adalah Manfaat, Tujuan, dan Prinsipnya

Pengertian Manajemen Risiko adalah Manfaat, Tujuan, dan Prinsipnya
pengertian manajemen risiko

JAKARTA - Pengertian manajemen risiko merujuk pada suatu proses sistematis yang dirancang untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan berbagai kemungkinan yang dapat menimbulkan kerugian dalam sebuah perusahaan. 

Risiko sendiri dipahami sebagai konsekuensi yang merugikan dari suatu tindakan atau keputusan, dan sering kali memiliki kesan negatif karena berkaitan dengan kerugian, kegagalan, atau kejadian yang tidak diharapkan. 

Misalnya, dalam dunia bisnis, jika seorang pemilik usaha memiliki karyawan yang tidak jujur atau terlibat dalam pencurian, maka risiko kerugian finansial bisa menjadi konsekuensi nyata dari situasi tersebut.

Dalam operasional perusahaan, terutama yang melibatkan banyak kegiatan bisnis, potensi risiko selalu ada dan bisa muncul kapan saja dalam berbagai bentuk. 

Oleh karena itu, pengelolaan risiko menjadi semakin penting, apalagi di tengah kondisi yang tidak menentu seperti masa pandemi, di mana situasi dapat berubah secara drastis dalam waktu singkat. 

Diperlukan pendekatan yang terstruktur dan metode yang tepat guna menghadapi serta meminimalkan dampak dari risiko-risiko tersebut. 

Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk menghindari kerugian, tetapi juga memastikan perusahaan tetap berada di jalur yang aman dan berkelanjutan.

Dengan memahami pengertian manajemen risiko, perusahaan dapat lebih siap dalam mengantisipasi segala kemungkinan dan merancang strategi yang tepat agar tetap mampu bersaing dan berkembang meski di tengah berbagai tantangan.

Pengertian Manajemen Risiko

Risiko erat kaitannya dengan ketidakpastian, yang umumnya muncul akibat keterbatasan informasi tentang kejadian yang belum terjadi. Situasi yang tidak pasti ini bisa membawa hasil yang menguntungkan maupun merugikan. 

Menurut Regan (2003), risiko merupakan suatu kemungkinan yang dapat menimbulkan kerugian atau bahaya. 

Sementara itu, Wideman dan Mamduh (2009) menjelaskan bahwa risiko mengacu pada ketidakpastian yang dapat membawa peluang positif—disebut opportunity—atau kemungkinan negatif yang mengarah pada kerugian, yang dikenal sebagai risk.

Emmaett J. Vaughan dan Curtis Elliot (1978) mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan kerugian (the chance of loss), potensi kerugian (the possibility of loss), ketidakpastian (uncertainty), penyimpangan antara hasil aktual dan harapan (the dispersion of actual from expected result), serta probabilitas terjadinya hasil yang berbeda dari yang diharapkan (the probability of any outcome different from the expected).

Dalam klasifikasi yang disampaikan oleh Mamduh Hanafi (2009), risiko dibagi menjadi dua jenis, yaitu risiko murni (pure risk) dan risiko spekulatif. 

Risiko murni hanya mencakup kemungkinan kerugian tanpa peluang keuntungan, seperti halnya kebakaran, kecelakaan, atau banjir. 

Sementara risiko spekulatif melibatkan potensi untung sekaligus rugi, misalnya dalam aktivitas investasi saham atau menjalankan bisnis.

Ketidakpastian adalah bagian dari kehidupan yang tak terhindarkan, hadir di hampir seluruh aspek seperti ekonomi, sosial, dan hukum. 

Kerugian akibat ketidakpastian tersebut bisa muncul dalam berbagai bentuk, yang menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan risiko dalam kehidupan dan dunia usaha.

Untuk mengatasi berbagai potensi kerugian yang mungkin muncul, diperlukan suatu pendekatan sistematis yang disebut dengan manajemen risiko. 

Pengertian manajemen risiko merujuk pada suatu proses manajerial yang dilakukan oleh pihak pelaksana tingkat atas untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang bisa memicu kerugian, serta menetapkan langkah penanganan yang paling sesuai, dengan mempertimbangkan tingkat keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Herman Darmawi (2006) menjelaskan bahwa manajemen risiko merupakan upaya untuk mengenali, mempelajari, dan mengontrol risiko dalam setiap lini kegiatan perusahaan, guna mencapai efisiensi dan efektivitas kerja yang lebih optimal. 

Senada dengan itu, Irham Fahmi (2010) menyebutkan bahwa manajemen risiko adalah cabang ilmu yang membahas bagaimana organisasi memetakan permasalahan dan menggunakan pendekatan manajerial secara menyeluruh dan terstruktur untuk menghadapinya.

Pada dasarnya, manajemen risiko merupakan penerapan dari prinsip-prinsip manajemen umum dalam konteks menghadapi ketidakpastian, dengan tujuan untuk mengidentifikasi penyebab, menghitung dampaknya, dan menyusun strategi mitigasi.

Karena itu, manajemen risiko sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertindak lebih siap dan bijak dalam menghadapi risiko yang mungkin terjadi di masa depan.

Manfaat Manajemen Risiko bagi Perusahaan

Penerapan manajemen risiko yang tepat dalam suatu perusahaan dapat memberikan berbagai keuntungan, di antaranya:

a. Menjamin tercapainya target perusahaan

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pihak manajemen tentu akan berupaya menggunakan berbagai cara yang paling efektif. 

Namun dalam proses tersebut, sering kali muncul hambatan yang tidak terduga akibat ketidakpastian masa depan. Ketidakpastian inilah yang memunculkan risiko.

Ketika potensi hambatan sudah diidentifikasi sejak awal, maka proses menuju tujuan akan jauh lebih mudah. 

Ronny Kountur (2004) menyatakan bahwa keberhasilan sebuah perusahaan sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia demi mencapai targetnya. 

Oleh karena itu, perusahaan yang mengelola risiko secara sistematis akan lebih mudah mencapai tujuannya dibandingkan perusahaan yang mengabaikan hal tersebut.

b. Mengurangi kemungkinan kebangkrutan

Semua entitas bisnis memiliki peluang mengalami kebangkrutan, tanpa memandang besar atau kecilnya skala perusahaan. Risiko ini dapat datang kapan saja dan dari berbagai arah.

Namun, perusahaan yang menjalankan praktik manajemen risiko secara disiplin memiliki keunggulan dalam mendeteksi dan mengatasi potensi ancaman tersebut.

Dengan demikian, kemungkinan terjadinya kerugian besar dapat ditekan, dan keberlanjutan perusahaan pun lebih terjaga.

c. Meningkatkan profitabilitas

Salah satu dampak positif dari manajemen risiko yang dijalankan dengan baik adalah kemampuan untuk mengurangi potensi kerugian. 

Dengan risiko yang terkendali, biaya-biaya tidak terduga dapat diminimalisir, sehingga laba bersih perusahaan dapat meningkat.

Keberhasilan perusahaan dalam mengelola risiko secara efisien dapat menjadi indikator bahwa sistem manajemennya berjalan optimal dan mampu menciptakan keuntungan yang maksimal.

d. Menjamin stabilitas karier dan keamanan kerja

Manajer yang mampu mengenali dan menangani risiko dengan tepat akan menjadi aset penting bagi kelangsungan perusahaan. Ketika perusahaan terhindar dari kerugian serius, posisi dan reputasi manajer pun ikut terdongkrak.

Ronny Kountur (2004) pernah menekankan bahwa tidak sedikit perusahaan enggan merekrut manajer dari perusahaan yang pernah gagal di bawah kepemimpinannya. 

Hal ini bukan semata-mata karena kurangnya pengalaman, tetapi lebih kepada ketidakmampuan manajer tersebut dalam menangani risiko yang muncul secara tak terduga.

Tujuan Manajemen Risiko

Tujuan utama dari penerapan manajemen risiko adalah memastikan bahwa perusahaan atau organisasi mampu mengenali, menilai, dan memantau berbagai bentuk risiko yang mungkin timbul, serta menjamin bahwa kebijakan yang telah dirancang mampu mengendalikan risiko tersebut secara efektif.

Agar pelaksanaan sistem ini berjalan dengan optimal, sangat diperlukan dukungan dalam bentuk perumusan kebijakan dan pedoman manajemen risiko yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing perusahaan.

Secara umum, tujuan dari manajemen risiko adalah menjadi dasar dalam memperkirakan potensi bahaya atau dampak negatif yang mungkin terjadi melalui proses perhitungan yang akurat dan pertimbangan yang matang, berdasarkan informasi awal yang tersedia, guna mencegah munculnya situasi yang merugikan.

Adapun secara lebih spesifik, tujuan dari manajemen risiko meliputi hal-hal berikut:

-Menyediakan informasi risiko yang relevan bagi pihak regulator atau pengawas.

-Mengurangi kerugian akibat risiko yang tidak terkendali.

-Menjaga kelangsungan hidup perusahaan agar tetap dapat berkembang secara berkelanjutan.

-Menekan biaya manajemen risiko agar tetap efisien dan efektif.

-Menciptakan rasa aman bagi seluruh pihak terkait.

Menjaga kestabilan pendapatan perusahaan agar mampu memberikan kepuasan kepada pemilik maupun pihak-pihak berkepentingan lainnya.

Prinsip Manajemen Risiko

Terdapat sejumlah prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan manajemen risiko, yaitu:

a. Penetapan tujuan yang jelas

Visi dan misi perusahaan harus dirumuskan secara tegas agar dapat menjadi landasan dalam menentukan langkah-langkah strategis yang logis, termasuk dalam mengelola risiko. 

Tujuan dari proses ini adalah untuk mencegah potensi pemborosan melalui pendekatan antisipatif terhadap berbagai risiko yang mungkin muncul.

b. Keselarasan arah

Setiap aktivitas dalam perusahaan hendaknya sejalan dengan tujuan yang ditetapkan oleh pimpinan. 

Seperti dijelaskan dalam literatur tentang prinsip manajemen, seorang pegawai sebaiknya hanya menerima arahan terkait tugas tertentu dari atasannya langsung agar tercipta struktur kerja yang jelas dan terfokus.

c. Distribusi tugas dan pelimpahan wewenang

Agar fungsi organisasi berjalan dengan optimal, penting dilakukan pembagian tugas serta pelimpahan tanggung jawab secara proporsional. 

Dengan begitu, setiap bagian dalam perusahaan memiliki pemahaman yang tepat mengenai peran dan tanggung jawabnya. 

Pendelegasian ini bertujuan untuk memperoleh hasil akhir yang lebih maksimal dengan memanfaatkan peran bawahan secara efektif.

d. Koordinasi antar bagian

Koordinasi merupakan elemen manajerial yang melibatkan proses penyatuan, sinkronisasi, dan penyederhanaan berbagai tugas agar pelaksanaannya dapat berjalan harmonis. 

Melalui koordinasi yang baik, tumpang tindih pekerjaan dapat dihindari dan tujuan organisasi bisa tercapai secara efisien dan efektif.

e. Fungsi pengawasan

Pengawasan berfungsi untuk menilai sejauh mana pencapaian kerja telah sesuai dengan rencana. Melalui proses ini, pelanggaran terhadap kewenangan bisa dicegah, dan hasil kerja dapat dikendalikan agar tetap berada dalam jalur yang telah ditetapkan sejak awal.

Macam-macam Bentuk Risiko

a. Risiko berdasarkan karakteristik usaha

Setiap bentuk usaha memiliki tingkat risiko yang berbeda tergantung pada sifat kegiatan usahanya. 

Jenis usaha baru yang bersifat pionir dan belum pernah dijalankan sebelumnya umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi karena pelaku usaha masih minim pengalaman dan data pendukung.

b. Risiko dari letak geografis

Faktor lokasi usaha juga menjadi sumber risiko, terutama jika berada di wilayah yang rawan bencana alam. 

Contohnya seperti banjir yang kerap melanda, kebakaran yang bisa terjadi di area perkebunan, dan bencana lainnya yang berpotensi mengganggu kelangsungan usaha.

c. Risiko dari aspek politik

Kondisi politik juga dapat memengaruhi keberlangsungan sebuah usaha. Ketidakpastian kebijakan atau ketidakstabilan politik bisa menimbulkan dampak negatif yang besar terhadap keberhasilan usaha. 

Oleh sebab itu, penting untuk melakukan penilaian terhadap stabilitas politik suatu wilayah atau negara guna memperkirakan potensi keberhasilan usaha di masa depan.

d. Risiko akibat ketidakpastian

Ketidakpastian adalah faktor yang bisa mendorong timbulnya tindakan spekulatif, dan spekulasi tersebut umumnya mengandung risiko tinggi. 

Hal ini terjadi karena perencanaan menjadi sulit dilakukan secara terstruktur ketika informasi yang dibutuhkan tidak tersedia secara lengkap.

e. Risiko dari kompetisi pasar

Risiko persaingan timbul ketika sebuah perusahaan harus bersaing dengan pelaku usaha lain dalam sektor industri yang sama. 

Untuk menghadapi hal ini, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat serta analisis mendalam mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan agar mampu bersaing secara efektif.

Langkah-langkah Manajemen Risiko

Langkah-langkah atau tahapan yang lazim dilakukan dalam mengelola risiko (proses manajemen risiko) sangat bergantung pada pendekatan dasar yang digunakan. 

Untuk merancang strategi yang efektif dalam menghindari potensi risiko yang dihadapi oleh perusahaan, terdapat beberapa tahapan penting yang perlu dilalui, di antaranya:

a. Mengidentifikasi Risiko Perusahaan

Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan dukungan daftar periksa (checklist). Dalam suatu organisasi, diperlukan suatu pendekatan sistematis guna meninjau setiap aspek yang ada. Beberapa metode yang bisa diterapkan antara lain:

Kuesioner untuk Analisis Risiko

Manajer risiko harus memastikan bahwa seluruh informasi penting yang berkaitan dengan aset dan kegiatan operasional perusahaan tidak terabaikan.

Analisis Laporan Keuangan

Pendekatan ini melibatkan pemeriksaan laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan dokumen keuangan lainnya. Dari sini, manajer risiko dapat mengenali seluruh potensi risiko yang berhubungan dengan aset, kewajiban, serta sumber daya manusia.

Setiap komponen dalam laporan tersebut dianalisis secara mendalam untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin terjadi.

Diagram Alur Proses

Metode ini menyajikan gambaran lengkap dari alur operasional bisnis, mulai dari masukan hingga hasil akhir. 

Daftar periksa atas kemungkinan kerugian digunakan berdasarkan alur dalam diagram tersebut, sehingga perusahaan dapat mengidentifikasi titik-titik risiko yang perlu diperhatikan.

Pemeriksaan Langsung di Lapangan

Dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kegiatan perusahaan di lokasi. Dari pengamatan ini, manajer risiko dapat menemukan fakta-fakta aktual yang sangat berguna untuk merumuskan strategi penanggulangan risiko.

Interaksi dengan Pihak Eksternal

Melibatkan kerja sama atau konsultasi dengan individu atau organisasi luar yang relevan, seperti konsultan manajemen, akuntan, penasihat hukum, dan lainnya. 

Mereka bisa memberikan kontribusi dalam mengembangkan pemahaman terhadap potensi risiko yang mungkin timbul.

Data Statistik Kerugian di Masa Lalu

Rekam jejak ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar evaluasi terhadap kinerja perusahaan. Aspek-aspek yang dinilai rentan menimbulkan kerugian, seperti mutu produk dan layanan, perlu dipantau secara terus-menerus untuk dilakukan perbaikan.

Kajian Lingkungan

Langkah ini diperlukan guna menilai kondisi eksternal yang berpengaruh terhadap timbulnya risiko, seperti konsumen, kompetitor, maupun pemasok. 

Dalam menilai tiap unsur tersebut, perlu mempertimbangkan karakter hubungan, keragaman, dan stabilitasnya. Contohnya: apakah produk dijual langsung ke konsumen atau melalui jalur distribusi seperti grosir dan pengecer.

b. Menilai Risiko

Pengukuran ini bertujuan untuk memahami tingkat signifikansi suatu risiko serta mengumpulkan data untuk memilih strategi pengelolaan risiko yang paling sesuai. Beberapa metode yang digunakan antara lain:

Analisis Sensitivitas

Ini merupakan cara menilai dampak dari pergerakan variabel risiko terhadap eksposur. Metode ini sering dipilih karena sederhana secara teknis dan hampir semua manajer pernah menggunakannya dalam pengambilan keputusan. 

Variabel-variabel yang biasa dianalisis mencakup risiko suku bunga, nilai tukar, pasar, kredit, serta likuiditas.

Pendekatan Volatilitas

Metode ini menunjukkan seberapa besar penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan. Dua ukuran yang kerap digunakan adalah rentang (range) dan simpangan baku (standar deviasi), yang dihitung baik dari data historis maupun proyeksi ke depan.

Risiko Negatif (Downside Risk)

Risiko bisa berdampak baik maupun buruk. Namun pendekatan ini hanya berfokus pada potensi kerugian jika risiko benar-benar terjadi. Perlu dicatat bahwa terkadang risiko juga bisa membawa hasil positif bagi perusahaan, meskipun tidak selalu demikian.

c. Mengelola Risiko

Pengendalian risiko (risk control) dilakukan melalui dua pendekatan utama: pengelolaan risiko secara langsung dan pengaturan pembiayaannya. 

Salah satu cara pengendalian risiko adalah dengan melakukan penghindaran terhadap risiko yang dianggap berbahaya.

Sebagai penutup, dengan memahami pengertian manajemen risiko, kita dapat lebih siap menghadapi berbagai ketidakpastian dalam pengambilan keputusan secara bijak dan terarah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index